Buku Tattwa Kanda Pat - Catur Sanak
Ajaran Leluhur Bali Tentang Saudara Empat.
Pada buku Tattwa Kanda Pat ini memuat panduan yang menyeluruh, mulai dari kelahiran (fisik), perjuangan hidup (spiritual), hingga pembebasan (moksa), yang mengajarkan manusia untuk mengenali dan mengelola seluruh spektrum energi dalam dirinya, baik yang bersifat rendah (bhuta) maupun yang bersifat tinggi (dewa).
Tattwa Kanda Pat adalah salah satu sistem ajaran spiritual yang paling komprehensif dalam Hindu Bali, yang menghubungkan mikrokosmos (diri manusia) dengan makrokosmos (alam semesta). Untuk melanjutkan detailnya, kita akan membahas peran Kanda Pat pasca-kelahiran dan kaitannya dengan aksara suci.
Ajaran Kanda Pat dibagi menjadi beberapa tingkatan atau aspek, yang terkadang dikelompokkan dalam konsep yang lebih besar seperti Sapta Kanda Pat Empat (Tujuh Cerita Kanda Pat):
| Tattwa | Fokus Utama | Isi Pokok |
| 1. Kanda Pat Rare (Catur Sanak) | Saudara gaib yang menemani sejak lahir. | Yeh Nyom (Air Ketuban), Getih (Darah), Lamas (Lemak/Selubung Janin), Ari-ari (Plasenta). Mereka adalah "pembuka jalan" dan pelindung fisik bagi bayi. |
| 2. Kanda Pat Bhuta | Pengendalian dan harmonisasi kekuatan Bhutakala. | Terkait dengan empat raja Bhuta Kala Dengen: Anggapati (nafsu dalam diri), Prajapati (penguasa kuburan/perempatan), Banaspati (penjaga sungai/pohon besar), dan Banaspatiraja (penguasa hutan/kayu besar). |
| 3. Kanda Pat Dewa | Pengenalan dan penyatuan dengan kekuatan Dewa. | Membahas konsep Dewa Nawa Sanga (sembilan dewa penjuru mata angin) dan konsep Panca Dewata (lima dewa utama: Iswara, Brahma, Mahadewa, Wisnu, Siwa) yang berstana di bagian-bagian tubuh manusia (mikrokosmos). |
| 4. Kanda Pat Sari | Intisari, kesaktian, dan kewisesan. | Ajaran tentang ilmu rahasia dan spiritual tingkat tinggi, termasuk penyatuan Panca Maha Bhuta dalam diri hingga mencapai inti sari utama (Sarining Kanda Pat Sari). |
| 5. Kanda Pat Moksa | Ajaran tentang pembebasan spiritual tertinggi. | Berkaitan dengan proses pelepasan jiwa dan kembalinya unsur-unsur Kanda Pat ke tempat asalnya saat kematian. |
Tattwa Kanda Pat (Catur Sanak) adalah salah satu ajaran spiritual tertua dan paling fundamental dalam tradisi Hindu Bali. Secara harfiah Kanda Pat berarti 'empat cerita/ajutan' yang utama, dan Catur Sanak berarti 'empat saudara'.
Ajaran ini menyoroti keyakinan bahwa setiap manusia dilahirkan bersama empat saudara gaib yang mendampingi dan melindungi sepanjang hidupnya, mulai dari dalam kandungan hingga akhir hayat. Catur Sanak merujuk pada empat elemen fisik yang menyertai kelahiran seorang bayi.
Keempat elemen ini memiliki peranan yang sangat besar dalam membantu janin tumbuh dan lahir dengan selamat. Saat bayi masih dalam kandungan dan baru lahir, keempat saudara ini berwujud fisik dan disebut Kanda Pat Rare atau Nyama Catur (empat saudara):
- Yeh Nyom (Air Ketuban) : Berfungsi sebagai "pembuka jalan" yang melumasi dan membantu bayi keluar dari rahim.
- Getih (Darah) : Darah yang menyertai proses kelahiran, melambangkan kehidupan dan energi.
- Lamas (Lemak Kulit/Tali Pusar) : Merupakan selubung halus janin, atau kadang merujuk pada tali pusar, yang bertugas melindungi bayi di dalam rahim.
- Ari-ari (Plasenta) : Berfungsi sebagai sumber makanan dan oksigen bagi janin, sering dianggap sebagai pelindung utama.
Setelah kelahiran, unsur-unsur fisik ini melebur ke alam semesta, tetapi roh atau energi spiritualnya tetap berada di dekat manusia sebagai saudara spiritual. Ari-ari khususnya, diperlakukan dengan ritual khusus (dikubur) sebagai bentuk penghormatan.
Transformasi Spiritual dan Manifestasi Kanda Pat
Seiring pertumbuhan spiritual seseorang, manifestasi Kanda Pat juga bertransformasi, mencerminkan sifat-sifat alam semesta dan batin manusia. Kanda Pat diwujudkan sebagai kekuatan alam yang bersifat kasar dan sering dikaitkan dengan nafsu atau aspek negatif (Tri Guna: Tamas) yang perlu dikendalikan.
Dalam lontar-lontar, manifestasi spiritual ini diberi nama :
- Anggapati : Berarti kala atau nafsu di dalam diri sendiri.
- Mrajapati : Penguasa di alam kubur (Durga Setra Gandamayu).
- Banaspati : Diwujudkan sebagai jin, setan, atau penjaga tempat-tempat keramat seperti sungai dan jurang.
- Banaspatiraja : Diwujudkan dalam bentuk barong, penguasa hutan atau kayu besar.
Jika manusia tidak mampu mengendalikan diri, Kanda Pat dapat condong ke sifat Bhuta dan mendominasi diri dengan sifat-sifat buruk, seperti keserakahan dan amarah. Konsep dasar dari ketiga tingkatan ini dirangkum dalam ungkapan: "Manusa ye, Butha ye, Dewa ye" (Dia itu sebagai manusia, sebagai Bhuta, dan sebagai Dewata).
Dengan memahami dan mempraktikkan ajaran Kanda Pat Catur Sanak, manusia Bali berusaha untuk mencapai harmoni spiritual, mengendalikan hawa nafsu (Bhuta), menyeimbangkan kehidupan sosial (Manusa), dan mendekatkan diri pada sifat-sifat keilahian (Dewa).
Konsep Panca Dewata (Lima Dewa Utama) memiliki kaitan yang sangat erat dan mendalam dengan ajaran Kanda Pat, khususnya pada tingkatan Kanda Pat Dewa. Kaitan ini menjelaskan bagaimana makrokosmos (alam semesta) dan kekuatannya termanifestasi dalam mikrokosmos (tubuh manusia).
Ajaran Kanda Pat Dewa dan Panca Dewata
Kanda Pat Dewa adalah tingkatan ajaran yang fokus pada pemanfaatan dan penyatuan dengan kekuatan Dewa (Ilahi) yang bersemayam dalam diri manusia. Konsep ini secara langsung mengaitkan Panca Dewata dengan struktur tubuh dan arah mata angin.
Panca Dewata terdiri dari empat Dewa utama yang menjaga arah mata angin, dan satu Dewa sebagai pusat:
| Dewata | Arah Mata Angin | Aksara Suci | Warna | Tempat di Tubuh (Contoh) |
| Iswara | Timur (Purwa) | Sa | Putih | Jantung (Papusuh) |
| Brahma | Selatan (Daksina) | Ba | Merah | Hati (Hati) |
| Mahadewa | Barat (Pascima) | Ta | Kuning | Paru-paru (Paru-paru) |
| Wisnu | Utara (Uttara) | A | Hitam/Biru | Limpa (Limpa) |
| Siwa | Tengah (Madhya) | I | Panca Warna (Campuran) | Ubun-ubun (Sirah) |
Inti Filosofis Keterkaitan:
-
Mikrokosmos dan Makrokosmos: Ajaran Kanda Pat Dewa menjelaskan bahwa tubuh manusia (Bhuana Alit) adalah replika kecil dari alam semesta (Bhuana Agung). Kekuatan-kekuatan alam yang diwakili oleh Panca Dewata dan arahnya, berstana dan mengatur organ-organ utama di dalam diri manusia.
-
Harmonisasi Energi: Tujuannya adalah melalui meditasi dan pengamalan ajaran, seseorang dapat menyelaraskan energi Dewata di dalam dirinya. Misalnya, energi Dewa Brahma yang terletak di hati dikaitkan dengan unsur api dan warna merah, yang jika diolah dengan benar akan menghasilkan keberanian dan semangat.
-
Meditasi Meraga Dewa: Salah satu praktik kunci dalam Kanda Pat Dewa adalah Meditasi Meraga Dewa (menyatu dengan Dewa). Melalui meditasi ini, praktisi berupaya mengundang dan menyatukan kesadaran dirinya dengan kesadaran Dewata, sehingga kekuatan, kebijaksanaan, dan perlindungan Ilahi termanifestasi dalam kehidupannya.
Kaitan dengan Panca Maha Bhuta
Panca Dewata dalam Kanda Pat juga terkait erat dengan Panca Maha Bhuta (Lima Unsur Dasar Pembentuk Alam), yang juga merupakan bagian integral dari Kanda Pat secara keseluruhan:
| Panca Maha Bhuta | Dewata yang Menguasai | Kualitas (Guna) |
| Akasa (Eter/Ruang) | Siwa | Ruang hampa, kesadaran murni. |
| Bayu (Udara/Angin) | Wisnu | Gerak, nafas kehidupan (Prana). |
| Teja (Cahaya/Api) | Brahma | Panas, semangat, energi. |
| Apah (Air/Cair) | Mahadewa | Cairan, kelembaban, dingin. |
| Pertiwi (Tanah/Padat) | Iswara | Kekuatan fisik, materi padat. |
Kanda Pat mengajarkan bahwa keempat saudara halus manusia (Catur Sanak) dan diri manusia sendiri adalah perwujudan dari Panca Maha Bhuta yang dikendalikan oleh Panca Dewata. Dengan memahami dan menghormati Kanda Pat, seseorang sebenarnya sedang menghormati Panca Dewata yang menguasai elemen-elemen tersebut, sehingga mencapai keseimbangan spiritual dan fisik.
Konsep Kanda Pat tidak berhenti pada Panca Dewata, tetapi meluas ke dalam mandala spiritual yang lebih besar yang disebut Dewa Nawasanga (Sembilan Dewa Penguasa Arah Mata Angin).
-
Peningkatan Status : Dalam filosofi Hindu Bali, Kanda Pat (Nyama Pat) diyakini memiliki potensi untuk meningkatkan status kesuciannya dari sekadar Bhuta menjadi Dewata Nawasanga. Ini terjadi seiring perkembangan dan peningkatan kesucian spiritual manusia yang disertainya.
-
Manunggaling Kanda Pat dan Dewa Nawasanga : Beberapa sumber spiritual (Lontar) menyebutkan bahwa Dewata Nawasanga terbentuk dan hadir saat proses pembentukan janin (sekitar usia empat bulan kehamilan). Ini menunjukkan bahwa keseluruhan tata kosmik Dewa Nawasanga adalah manifestasi Ilahi yang melindungi manusia sejak dini.
-
Mandala Perlindungan:
-
Panca Dewata (Iswara, Brahma, Mahadewa, Wisnu, Siwa) adalah pusat dari Catur Sanak Dewa yang menjaga empat arah utama dan pusat.
-
Dewa Nawasanga meliputi sembilan manifestasi Dewa yang menguasai delapan penjuru mata angin dan satu di tengah, menciptakan lingkaran perlindungan sempurna (Pangideran Dewata Nawa Sangha) bagi manusia dan alam semesta.
-
Menguasai ajaran Kanda Pat Dewa, terutama melalui Meditasi Senjata Nawa Sanga, adalah upaya untuk menyatukan kekuatan sembilan penjuru ini ke dalam diri, menjadikan tubuh manusia sebagai pusat energi kosmik yang seimbang.
-







